07/09/17

Metode Pembangunan/Pengembangan Sistem (Software)


Metode pembangunan sistem adalah serangkaian aktifitas, alur, dan perlengkapan yang terstruktur bagi para pengembang dalam rangka mengembangkan dan merawat keseluruhan sistem informasi atau software. Berikut ini merupakan beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan sistem :

1. System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus pengembangan sistem adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan. Metode ini disebut dengan metode tradisional. Pada metode ini terdapat 6 tahapan utama, yaitu :
A. Identifikasi dan seleksi proyek
B. Inisiasi dan perencanaan proyek
C. Analisis
D. Desain
E. Implementasi
F. Pemeliharaan
Kelebihan :
• Mudah digunakan
Kekurangan :
• Penggunaan waktu yang kurang efisien karena setiap tahapan memiliki ketergantungan dengan tahapan sebelumnya.

2. Waterfall
Waterfall juga disebut sebagai model Sequential Linier. Metode ini merupakan yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung. Pada metode ini terdapat 5 tahapan utama, yaitu :
A. Analisis kebutuhan
B. Desain
C. Pembuatan kode program
D. Pengujian
E. Pemeliharaan
Kelebihan :
• Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Hal inidikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
• Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Dan di setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
Kekurangan :
• Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
• Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara jelas sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

3. Prototyping
Prototyping adalah proses dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antara user terhadap analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Pada metode ini terdapat 7 tahapan utama, yaitu :
A. Pengumpulan kebutuhan
B. Membangun prototyping
C. Evaluasi prototyping
D. Mengkodekan sistem
E. Menguji sistem
F. Evaluasi sistem
G. Menggunakan sistem
Kelebihan :
• Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
• Punya kemampuan menangkap requirement secara konkrit.
• Digunakan untuk memperluas SDLC.
Kekurangan :
• Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
• Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
• Kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
• Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

4. Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Pada metode ini terdapat 5 tahapan utama, yaitu :
A. Bussiness Modelling
B. Data Modelling
C. Process Modelling
D. Aplication Generation
E. Testing and Turnover
Kelebihan :
• RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, namun mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
• Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih efesien.
Kekurangan :
• Tidak cocok untuk proyek skala besar.
• Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
• Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.

5. Spiral
Model spiral adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model ini ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap. Pada metode ini terdapat 4 tahapan utama, yaitu :
A. Identifikasi
B. Desain
C. Pembangunan
D. Evaluasi
Kelebihan :
• Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
• Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
• Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
• Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
• Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative.
• Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
Kekurangan :
• Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
• Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
• Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

6. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Pada metode ini terdapat 3 tahapan utama, yaitu :
A. Model objek
B. Model dinamis
C. Model fungsional
Kelebihan :
• Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
• Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
• Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
• Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.

7. End-user Development (EUD)
Pada model ini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Pada metode ini terdapat 4 tahapan utama, yaitu :
A. Inisiasi
B. Pembangunan
C. Kontrol
D. Pemasangan
Kelebihan :
• Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
• Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
• Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
• Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
Kekurangan :
• Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
• End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
• End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.

Tulisan di atas dirangkum dan diolah kembali berdasarnya banyak sumber refrensi berikut :
Share:

2 comments:

Bahasa

Subscribe Us

Visitor

Popular Posts