Hidup bagaikan sekumpulan jejak

Maka siapakah kita ? adalah bergantung dari bagaimana kita membuat jejak tersebut.

Dibalik perjalanan panjang

Tak mengapa jalanmu sempit, kecil, dan berkerikil. Yang penting tujuanmu indah, lapang, dan besar.

Terlahir, hidup, dan mati hanya 1 kali

Sejarah hanya akan mengenalmu sebagai 3 orang, saat terlahir, saat hidup, dan saat meninggal.

24/09/17

Memahami Konsep Dasar CMS (Content Management System)


CMS merupakan singkatan dari Content Management System. Secara definisi CMS adalah sebuah software web yang bertujuan untuk memudahkan dalam mengelola konten pada sebuah website tanpa harus memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman. Penggunaan CMS tentu sangat membantu bagi teman-teman pemula atau orang awam sekalipun untuk dapat membuat sebuah website dengan cepat dan mudah.

Di dalam CMS, semua manajemen file sangat terstruktur, setiap elemen antara isi dan tampilan di desain secara terpisah. CMS dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis web seperti website perusahaan, bisnis, organisasi atau komunitas, portal, galeri foto, aplikasi e-commerce / Toko Online, blog, dan lain sebagainya. Berikut merupakan contoh CMS yang banyak dipergunakan dalam berbagai macam website.

1. WordPress
CMS ini dapat dikatakan dalam kategori blog namun beberapa penggunanya juga menggunakan sebagai CMS website, selain itu jumlah penggunanya juga sangat tinggi. Keunggulannya adalah dari kelengkapan fitur dan layanan yang dimiliki. Link : WordPress

2. Joomla
Joomla banyak digunakan untuk membuat sebuah website company profile, personal, web sekolah, hingga took online. CMS ini di khususkan untuk membangun website yang powerfull. Namun bila dibandingkan dengan WordPress, CMS ini memiliki tingkat kerumitan (kompleks) yang tinggi.

3. Drupai
Drupai dapat membuat berbagai jenis web mulai dari blog sederhana hingga forum online dengan komunitas yang besar. Desain CMS ini memang tidak sebagus Joomla, akan tetapi CMS ini sangat mudah untuk di customize. CMS ini juga memiliki beberapa modul tambahan yang menarik.

4. Aura
Aura merupakan salah satu CMS hasil karya anak bangsa. Namun dari segi penggunaan aura masih memiliki banyak kelemahan yang nantinya bisa ditingkatkan untuk kedepannya.

5. Opencart
CMS ini dapat digunakan untuk pengelola website toko online (jual beli online) yang saat ini ramai di dunia maya.

6. Prestashop
Sesuai namanya CMS ini juga diperuntukkan untuk website e-commerce atau toko online (jual beli online).

7. Moodle
Untuk CMS ini diperuntukkan sebagai website e-learning yang banyak diterapkan di lingkungan sekolah atau universitas.

CMS di atas hanya beberapa contoh yang hingga saat ini banyak digunakan, namun selain contoh tersebut masih cukup banyak CMS lain yang juga bisa dijadikan refrensi untuk dipergunakan.
Share:

22/09/17

5 Tools atau Software Untuk Membuat Aplikasi Mobile/Smartphone

Smartphone merupakan perangkat telekomunikasi yang hingga saat ini telah menjadi kebutuhan masyarakat umum. Tak hanya sebagai alat komunikasi, peran smartphone juga beralih fungsi sebagai mobilitas aktifitas pekerjaan seperti dalam hal mengelola laporan perusahaan, bisnis, keuangan, dan lain-lain.

Di satu sisi dampak dari menjamurnya penggunaan smartphone saat ini adalah besarnya peluang developer aplikasi berbasis mobile yang seolah membuka lahan untuk menggali skill serta keuntungan materi. Salah satu contoh penerapannya adalah di dalam pembuatan game hingga aplikasi sosial media. Pada postingan sebelumnya, kami pernah membahas model pembuatan aplikasi (Apps) berbasi Native dan Hybrid (cek disini) yang sedang marak dipergunakan saat ini.

Untuk kali ini kami akan mencoba memberikan beberapa pembahasan terkait tools, software, atau framework (versi ATS) yang bisa digunakan untuk pembuatan aplikasi berbasis mobile. Namun perlu diketahui terlebih dahulu perbadaan Native dan Hybrid dari postingan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pada tools yang kita bahas nantinya akan terbagi menjadi 2 model pengembangan (Native atau Hybrid).

1. Android Studio

Android studio merupakan salah satu IDE yang dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi dengan platform Android. Pada dasarnya android studio diperkenalkan untuk menjadi alternatif pembaruan dari generasi Eclipse yang sudah berhenti update sejak 2010. Keunggulan dari Android studio adalah kemudahan penggunaan khususnya bagi para pemula (dibandingkan dengan Eclipse). Selain itu Android studio dapat dijalanan di banyak sistem operasi (multi-platform). Serta dari segi fitur Android studio jauh lebih baik dari generasi terakhir Eclipse.

2. Ionic

Ionic merupakan salah satu framework yang dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi multi-platform (Android, Ios). Mengapa multi-platform ? karena Ionic memiliki basis dari HTML5 yang dipadukan dengan AngularJS. Selain itu aplikasi ini merupakan aplikasi open source. Maka dengan basis HTML5, Ionic dapat melakukan pembuatan aplikasi dengan model Hybrid sehingga para developer tidak perlu merasa bingung dalam hal pemilihan penggunaan bahasa pemrograman.

3. Xcode

Xcode merupakan tools resmi yang dikeluarkan oleh Apple untuk pembuatan aplikasi berbasis IOS miliknya. Bahasa pemrograman yang digunakan menggunakana swift dan objective-c. Dikarenakan Xcode merupakan produk resmi Apple, maka Xcode hanya dapat dijalankan melalui komputer Mac.

4. Intel XDK

Intel XDK merupakan salah satu framework opensource yang dikeluarkan oleh Intel. Keunggulan dari framework ini adalah model pengembangan Hybrid yang dapat dipergunakan untuk membuat aplikasi multi-platform (Ios, Android, WP). Sama seperti Ionic, Intel XDK juga mengguakan basis HTML5 yang dapat dipergunakan secara responsif dan mudah.

5. Visual Studio

Tidak banyak yang tahu bahwa pada visual studio khususnya versi 2013 telah banyak dipergunakan oleh para developer untuk membuat aplikasi mobile dengan platform windows phone. Visual studio merupakan solusi yang baik bagi para developer windows phone yang akan membuat produk aplikasi atau game. Namun untuk dapat menjalankannya, dibutuhkan spesifikasi PC/Laptop yang baik agar pengguaan tools dapat maksimal.

Share:

Konsep Smart Planet (Smarter Planet)

Beberapa tahun belakangan ini cukup marak perbincangan mengenai SMART CITY khususnya di Indonesia bagian barat. Namun untuk kali ini kita tidak akan membahas detail terkait konsep yang dimiliki oleh smart city. Sebaliknya, kita ingin menjabarkan asal mula adanya konsep smart city yang mulai ramai diperbincangkan.


Pada dasarnya smart city sudah mulai marak diperbincangan di negara-negara maju yang ada di dunia. Bahkan beberapa negara maju sudah banyak yang mengaplikasikannya secara bertahap. Secara konsep smart city sendiri terdiri dari banyak aspek atau element pembangun yang berperan penting sebagai fondasi tercapainya smart city. Namun bila kita telusuri ke atas, smart city sendiri merupakan aspek, bagian, atau element penting dari penerapan konsep teknologi SMART PLANET (Smarter Planet). Apakah smart planet itu ?

Kembali ke tahun 2008, konsep smart planet sendiri sebenarnya mulai di gagas oleh perusahaan ternama di amerika yaitu IBM. Dari gagasan tersebut IBM melakukan pembagian aspek yang salah satunya dikatakan sebagai smart city. Smart planet sendiri memiliki aspek penting yang menjadi fokus dalam penerapannya seperti teknologi water management, smart grids, traffic problems, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dikarenakan penjabaran smart planet yang universal diperuntukkan untuk lingkup yang besar seperti aspek bisnis, aspek pemerintahan, aspek sosial, serta aspek lain. Untuk dapat mengimplementasikan teknologi smart planet tentu harus dimulai dari smart city dahulu. Hal ini tentu karena untuk dapat mensukseskan smart planet dibutuhkan waktu dan proses yang bertahap. Selain itu di dalam smart city sendiri memiliki komponen-komponen penting dibawahnya yang harus sukses dilaksanakan terlebih dahulu. Seperti contohnya dalam hal manusia, pelayanan publik, hingga pemerintahan.
Share:

21/09/17

Perbedaan LRT, MRT, dan KRL

Antara LRT, MRT, dan KRL. Ketiga istilah tersebut mulai ramai diperbincangkan di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ini. Mengapa demikian ? Salah satu hal penyebabnya adalah Indonesia mulai melakukan pembangunan transportasi masal yang dikenal dari ketiga istilah tersebut. Namun hingga saat ini masih banyak orang yang belum mengerti makna atau definisi dari LRT, MRT, dan KRL. Tak jarang pula beberapa orang merasa bingung membedakan ketiga istilah tersebut.

Pertama kita bahas makna secara singkatan. KRL merupakan singkatan dari Kereta Rel Listrik atau dalam bahasa asing dikenal sebagai Commuter Line. Lalu untuk LRT merupakan singkatan dari Light Rapid Transit, sedangkan MRT merupakan Mass Rapid Transit. secara kasat mata KRL, LRT dan MRT dapat dikatakan sama. Hal tersebut dikarenakan ketiganya merupaka moda transportasi yang menggunakan rel dan diperuntukkan untuk massal.


Untuk saat ini pemerintah provinsi di DKI Jakarata sedang menargetkan proyek pengembangan LRT dan MRT. Dengan harapan, kedua alternativ transportasi tersebut dapat mengurangi tingkat kemacetan. Untuk penerapannya sudah ada di negara tetangga (Singapura dan Kuala Lumpur).

Berlanjut ke pembahasan mengenai perbedaan diantara ketiganya, secara umum yang membedakan antara LRT, MRT dan KRL adalah muatan yang dapat diangkut. Namun ada beberapa perbedaan lain dari segi transportasi. Perbedaan pertama adalah dari sisi rangkaian gerbong/kereta, MRT berjumlah sekitar 6 kereta, LRT berjumlah 2-4 kereta, dan KRL berjumlah 8-10 kereta. Kedua, dari sisi kapasitas penumpang, MRT berkapasitas 1950, LRT berkapasitas 600,  dan KRL berkapasitas 2000 penumpang. Ketiga, dari sisi target penumpang dalam sehari, MRT ditargetkan sejumlah 173.400/Hari, LRT ditargetkan berjumlah 360.000/Hari, dan KRL ditargetkan berjumlah 1.200.000/Hari. Keempat, dari sisi lokasi lintasan/rel, MRT menggunakan konstruksi rel layang dan bawah tanah, LRT menggunakan konstruksi rel layang, dan KRL menggunakan konstruksi rel layang dan atas tanah.

Dari penjabaran tersebut, sebenarnya bisa kita analisa dan simpulkan kembali terkait jadwal beroprasi dari masing-masing moda transportasi tersebut. Namun yang paling penting adalah untuk dapat memberikan dampak yang baik dengan adanya ketiga moda transportasi tersebut tentu pemerintah harus benar-benar mengintegrasikan ketiganya secara baik sehingga dapat memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan terhadap penggunanya.
Share:

08/09/17

Larangan Gesek Kartu Debet Dan Kredit Di Mesin Kasir (Selain EDC - Double Swipe)

Beberapa belakangan ini cukup marak pembahasan mengenai larangan nasabah dalam menggunakan berbagai kartu untuk keperluan transaksi melalui mesin kasir (jangan gesek kartu di mesin kasir). Mengapa demikian ?



Sebelumnya, perlu diketahui bahwa penggunaan kartu baik debet atau kredit saat ini dapat mempermudah nasabah dalam melalukan transaksi pembayaran dengan cara yang praktis. Namun apabila kita melihat kasus-kasus yang telah terjadi beberapa tahun belakangan ini, resiko kelalaian penggunaan kartu disebabkan karena adanya celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Celah keamanan tersebut salah satunya diakibatkan oleh penggunaan kartu melalui media yang tidak aman atau tidak tepat. Bank Indonesia (BI) menegaskan larangan menggesek kartu ATM/debit dan kredit pada mesin kasir atau lainnya, selain pada mesin Electronic Data Capture (EDC).

Keunggulan mesin EDC yang telah banyak dipergunakan saat ini adalah dari sisi jaminan keamanan data nasabah. Hal tersebut dikarenakan apabila proses transaksi dilakukan melalui mesin EDC, data transaksi akan tercatat secara real-time di perbankan. Selain itu data yang dikirim telah ter-enkripsi secara baik sehingga meminimalkan terjadinya kebocoran data nasabah. Namun apabila proses transaksi dilakukan melalui perangkat lain selain mesin EDC, tentu akan memperbesar celah keamanan data nasabah. Salah satunya adalah apabila proses transaksi (gesek kartu) dilakukan melalui komputer kasir (keyboard kasir), tentu data yang tercatat dapat tersimpan di komputer kasir tersebut. Sehingga apabila komputer tersebut dapat diakses oleh pihak tertentu yang tidak betanggung jawab, maka akan memperbesar kemungkinan tersebarnya data nasabah secara meluas.




Share:

07/09/17

Metode Pembangunan/Pengembangan Sistem (Software)


Metode pembangunan sistem adalah serangkaian aktifitas, alur, dan perlengkapan yang terstruktur bagi para pengembang dalam rangka mengembangkan dan merawat keseluruhan sistem informasi atau software. Berikut ini merupakan beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan sistem :

1. System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus pengembangan sistem adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan. Metode ini disebut dengan metode tradisional. Pada metode ini terdapat 6 tahapan utama, yaitu :
A. Identifikasi dan seleksi proyek
B. Inisiasi dan perencanaan proyek
C. Analisis
D. Desain
E. Implementasi
F. Pemeliharaan
Kelebihan :
• Mudah digunakan
Kekurangan :
• Penggunaan waktu yang kurang efisien karena setiap tahapan memiliki ketergantungan dengan tahapan sebelumnya.

2. Waterfall
Waterfall juga disebut sebagai model Sequential Linier. Metode ini merupakan yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung. Pada metode ini terdapat 5 tahapan utama, yaitu :
A. Analisis kebutuhan
B. Desain
C. Pembuatan kode program
D. Pengujian
E. Pemeliharaan
Kelebihan :
• Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Hal inidikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
• Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Dan di setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
Kekurangan :
• Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
• Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara jelas sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

3. Prototyping
Prototyping adalah proses dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antara user terhadap analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Pada metode ini terdapat 7 tahapan utama, yaitu :
A. Pengumpulan kebutuhan
B. Membangun prototyping
C. Evaluasi prototyping
D. Mengkodekan sistem
E. Menguji sistem
F. Evaluasi sistem
G. Menggunakan sistem
Kelebihan :
• Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
• Punya kemampuan menangkap requirement secara konkrit.
• Digunakan untuk memperluas SDLC.
Kekurangan :
• Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
• Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
• Kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
• Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

4. Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Pada metode ini terdapat 5 tahapan utama, yaitu :
A. Bussiness Modelling
B. Data Modelling
C. Process Modelling
D. Aplication Generation
E. Testing and Turnover
Kelebihan :
• RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, namun mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
• Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih efesien.
Kekurangan :
• Tidak cocok untuk proyek skala besar.
• Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
• Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.

5. Spiral
Model spiral adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model ini ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap. Pada metode ini terdapat 4 tahapan utama, yaitu :
A. Identifikasi
B. Desain
C. Pembangunan
D. Evaluasi
Kelebihan :
• Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
• Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
• Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
• Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
• Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative.
• Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
Kekurangan :
• Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
• Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
• Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

6. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Pada metode ini terdapat 3 tahapan utama, yaitu :
A. Model objek
B. Model dinamis
C. Model fungsional
Kelebihan :
• Uniformity, OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
• Understandability, Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
• Stability, Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
• Reusability, Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.

7. End-user Development (EUD)
Pada model ini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Pada metode ini terdapat 4 tahapan utama, yaitu :
A. Inisiasi
B. Pembangunan
C. Kontrol
D. Pemasangan
Kelebihan :
• Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
• Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
• Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
• Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
Kekurangan :
• Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
• End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
• End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.

Tulisan di atas dirangkum dan diolah kembali berdasarnya banyak sumber refrensi berikut :
Share:

06/09/17

Modul Tutorial Pembuatan PDF dan Grafik di PHP (FPDF, JGRAPH) E-BOOK



Berikut ini merupakan modul yang berisi tutorial cara pembuatan PDF dan Grafik di PHP dalam bentuk E-Book. Library yang digunakan adalah FPDF dan JGRAPH.

Link Download :


Share:

Bahasa

Subscribe Us

Visitor

Popular Posts